Showing results by narrator "Dino Sabyan" in All Categories

Malaikat maut berkata dengan lembut "Pilihlah dengan cara apa aku harus mencabut nyawamu?" "Apakah aku bisa memilih?" tanya hamba yang Mukmin. Bisakah hamba Mukmin memilih cara malaikat mencabut nyawanya? Dengar kisah selengkapnya dalam buku ini ya!...

Sejak dalam kandungan ayah selalu memberi nafkah anaknya. selalu menjadi penopang hidup bagi anaknya hingga dewasa. Tak terhitung banyaknya aliran nafkah seorang ayah kepada anaknya. Tak hanya itu, ayah juga menjadi pelindung, pengayom, dan pendidik bagi anak-anaknya. Tak heran, jika...

Ketut Alit si penari Bali, Ungke si anak pantai dari Bunaken, Bageur si anak suku Baduy, dan Bilip Sahaya si anak pedalaman Kalimantan sangat mencintai alam. Walaupun berasal dari daerah yang berbeda, mereka memiliki beberapa teman hewan yang langka. Keempat anak itu sering menghabiskan waktu...

Surya akhirnya berkesempatan menunjukkan keahliannya sebagai pembuat layang-layang. Dengan ditemani Bang Sihol, mantan satpam Istana Siak yang kini kerap membantu di rumah keluarganya, Surya ikut serta dalam ajang Festival Layang-layang Kota Dumai. Tak disangka, acara itu menjadi awal rentetan...

Seekor anjing tak bertuan dibuang di Kampung Purnama. Surya, yang penyayang anjing, akhirnya ditugasi memelihara anjing itu, yang kemudian ia namai Kopral Jono. Jono ternyata berisik sekali. Ia sering menangis, melolong-lolong, dan berteriak. Tidak ingin bermasalah dengan para tetangga...

Baru saja Baginda mengakhiri pengakuannya, peristiwa ajaib kembali terjadi. Kesembuhan terjadi di kaki Pangeran yang lumpuh. Tuhan telah menyembuhkan sang Pangeran. Kedua orang tuanya tidak lagi merahasiakan apapun. Obat yang amat mahal dan langka itu ternyata bernama kejujuran.

Pemuda Penggembala mencoba bersajak. "Wajah Nona begitu cantik. Berotak cerdas, baik budi, dan murah senyum..." "Kakak Cheng, sajakmu sangat sederhana sekali," kata Wulan. "Tapi, sajak itu begitu indah aku dengar. Aku suka kejujuranmu.

"Ya, Tuhan!" Teriaknya Kaget. Otaro melihat seekor belut terbaring bersama anaknya. Anehnya, anaknya itu tidaKk merasa takut sama sekali. Malah terlihat sedang bercanda. "Mungkinkah istriku itu jelmaan belut?"

Pimpinan perampok menyuruh anak buahnya. Coba kau periksa, apakah makhluk menyeramkan itu sudah meninggalkan markas kita? katanya. Dengan perasaan was-was berangkatlah anak buah perampok itu. Sambil mengendap, ia memeriksa sekeliling rumah. Namun, ketika para perampok masuk terjadi kejadian aneh. Perampok pun lari tunggang langgang menyelamatkan diri. Apa yang terjadi di dalam rumah itu?

Sobat cilik, pasti senang dengan buku cerita, kan? Nah, Kisah 1001 Malam ini akan mengajak kamu menikmati cerita dan petualangan seru para tokohnya. Selain menarik, buku ini juga dilengkapi dengan berbagai nilai kehidupan.